Rabu, 11 Oktober 2023

Al Quran Hadits Kelas 8

 

Quran Hadits

Surat al baqarah 1-10

Bacalah dengan seksama dengen memperhatikan hukum mad

الٓمٓ 1 ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ 2 ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ 3 وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ 4 أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ 5 إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ 6 خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَٰرِهِمۡ غِشَٰوَةٞۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ 7 وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ 8 يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ9 فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ 10

Alif Laam Miim. (1) Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (2) (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (3) dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (4) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (5) Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (6) Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (7) Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (8) Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (9) Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (10)


setelah selasai silah isi link absen di sini https://forms.gle/YrwvHutXzkgWEReS8

Minggu, 25 Oktober 2020

Hikmah Dan Teladan Yang Dapat Diambil Dan Ditiru Dari Perjuangan Nabi Di Madinah

 1.        Ketabahan dalam menerima cobaan

Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hijrah ke Madinah merupakan akibat dari kekejaman kaum kafir Quraisy terhadap kaum Muslimin. Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan segala yang ada di Mekkah, antara lain sanak famili, harta benda dan juga kampung halaman. Rasa berat pada diri kaum Muslimin meninggalkan kampung halaman ternyata sirna oleh keimanan mereka yang kuat dan kecintaan yang tulus terhadap Nabi Muhammad SAW. Mereka tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan ini. Oleh karena itu, apapun keadaannya, situasinya apakah senang atau susah, iman harus senantiasa melekat di hati kita.

 

b.       Cerdas dalam mengambil keputusan

Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal itu terbukti ketika beliau mampu menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar menjadi satu saudara. Persaudaraan ini menjadikan masyarakat Muslim Madinah semakin berkembang dan kuat serta mampu menjadi bangsa yang besar dan bersatu dibawah bendera Islam, sehingga dalam tempo yang relatif singkat masyarakat Muslim Madinah dikagumi oleh bangsa lainnya.

Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, Nabi Muhammad SAW menerapkan asas koperasi, yakni menganjurkan kaum Muslim di Madinah agar memperhatikan nasib saudaranya, tidak serakah dan tidak mempraktekkan sistem riba dalam transaksi perdagangan. Bahkan, dalam menunaikan haji yang terakhir atau disebut dengan  Haji Wada tahun  10 H (631 M) Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain berisi:

a.       larangan untuk riba dan menganiaya.

b.       Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik.

c.       Persamaan dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan.

 

c.        Gigih dan istiqamah dalam berjuang

Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mendapatkan perlawanan dan tekanan yang sangat berat dari kaum kafir Quraisy Mekkah dan orang-orang Yahudi dalam mensyi’arkan dakwah Islam di Madinah. Bahkan, ketika mereka berada di Madinah ada beberapa peperangan yang dilalui Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, seperti perang Badar, Uhud dan Khandaq. Meskipun kaum Muslim di Madinah masih sangat minim dan kekuatan mereka tidak seimbang dibanding kekuatan kaum kafir Quraisy yang begitu besar, baik dalam hal jumlah tentara maupun persenjataan, namun semangat juang mempertahankan agama dan dakwah Islam tetap kokoh tak tergoyahkan dalam jiwa-jiwa mereka. Akhirnya kaum Muslim di Madinah mampu mengimbangi kekuatan kaum kafir di Mekkah dan orang-orang Yahudi di Madinah.

Minggu, 06 September 2020

HIJRAH NABI DI MADINAH

 1.      Sebab Nabi Muhammad melakukan hijrah Ke Madinah

Ketika menerima ayat  94, surah Al hijr,Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terang-terangan. Dakwahnya mendapat respon keras dari kaum kafir Quraisy. Para pemimpin Quraisy menggunakan berbagai cara untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad, namun selalu gagal, baik secara diplomatik, tawaran, dan kekerasan fisik. 

Siksaan dan penganiayaan ataupun teror dilakukan pada umat Islam, dan puncaknya ketika kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan selama 3 tahun kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di bidang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan.

Ancaman dari Kafir Quraisy semakin keras setelah Nabi Muhammad saw kehilangan Abu Thalib dan Siti Khadijah.  Pemimpin Quraisy terang-terangan menantang Nabi Muhammad karena menganggap kebangkitan Islam identik dengan kehancuran posisi sosial mereka. Kebangsawanan mereka akan hilang dan hancur karena Islam mengajarkan persamaan derajat manusia. Sistem kepemimpinan bangsawan tidak ada di Yasrib (Madinah). Hal ini juga yang menyebabkan Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah. Hijrah dianggap sebagai alternatif perjuangan untuk menegakkan ajaran Islam.

Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad saw. memilih Yatsrib sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain:

a.   Yatsrib adalah tempat yang paling dekat.

b.   Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi,  Abdul Mutholib beristerikan orang Yatsrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana.

c.   Penduduk Yatsrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik.

d.   Hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah swt.

 

2.      Madinah Tujuan Hijrahnya Rasulullah SAW

 

 Setelah peristiwa hijrah, keadaan kaum Muslimin di Madinah jauh lebih baik bila dibandingkan dengan keadaan mereka sebelumnya saat berada di Mekkah. Para pemeluk agama Islam semakin hari semakin bertambah banyak. Demikian pula taraf hidup dan kemampuan ekonomi kaum Muhajirin khususnya yang sudah menetap di Madinah semakin meningkat. Mereka berangsur-angsur dapat hidup mandiri berkat penataan kegiatan ekonomi dan perdagangan yang langsung dipimpin  oleh Nabi Muhammad SAW. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran (ibrah)dari usaha-usaha Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan, antara lain :

1)       Ekonomi merupakan sektor yang sangat penting dalam menopang kehidupan manusia

2)       Ajaran Islam menuntut pada umatnya agar mampu hidup mandiri

3)       Dalam menjalankan kegiatan ekonomi, perlu diperhatikan aspek untuk menyejahterakan kehidupan bersama, keadilan dan kejujuran

4)       Usaha-usaha di bidang perekonomian yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW di Madinah, menjadi bekal untuk memimpin

 

3.      Sebab Nabi Muhammad melakukan hijrah Ke Madinah

Ketika menerima ayat  94, surah Al hijr,Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terang-terangan. Dakwahnya mendapat respon keras dari kaum kafir Quraisy. Para pemimpin Quraisy menggunakan berbagai cara untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad, namun selalu gagal, baik secara diplomatik, tawaran, dan kekerasan fisik. 

Siksaan dan penganiayaan ataupun teror dilakukan pada umat Islam, dan puncaknya ketika kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan selama 3 tahun kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di bidang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan.

Ancaman dari Kafir Quraisy semakin keras setelah Nabi Muhammad saw kehilangan Abu Thalib dan Siti Khadijah.  Pemimpin Quraisy terang-terangan menantang Nabi Muhammad karena menganggap kebangkitan Islam identik dengan kehancuran posisi sosial mereka. Kebangsawanan mereka akan hilang dan hancur karena Islam mengajarkan persamaan derajat manusia. Sistem kepemimpinan bangsawan tidak ada di Yasrib (Madinah). Hal ini juga yang menyebabkan Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah. Hijrah dianggap sebagai alternatif perjuangan untuk menegakkan ajaran Islam.

Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad saw. memilih Yatsrib sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain:

e.   Yatsrib adalah tempat yang paling dekat.

f.     Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi,  Abdul Mutholib beristerikan orang Yatsrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana.

g.   Penduduk Yatsrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik.

h.   Hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah swt.

 

4.      Reaksi Kafir Quraisy terhadap Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah

Ketika Kafir  Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara nabi dan orang-orang yasrib,  mereka semakin keras menyiksa Umat Islam. Hal ini membuat nabi segera memerintahkan umat Islam untuk hijrah ke Yasrib. Dalam waktu dua bulan, hampir semua umat Islam kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan kota Makkah. Hanya Ali dan Abu Bakar tetap tinggal di Makkah bersama nabi.

Mereka memutuskan sikap terhadap Nabi Muhammad saw yang masih berdiam di Mekkah dengan memilih satu diantara tiga cara:

a.       membiarkan beliau sampai hijrah ke Madinah dengan sendirinya. 

b.       memenjarakannya.

c.       membunuhnya.

Pada awalnya mereka memutuskan untuk membiarkan Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah.  Tapi keputusan ini tidak akan dapat memecahkan masalah. Karena kepergian Nabi Muhammad saw dari Mekkah boleh jadi akan menyiapkan kubu Yatsrib (Madinah) untuk memerangi mereka. Jika mereka memilih kedua yaitu memenjarakannya, akan memicu Umat Islam  untuk membebaskannya.

Pada saat itulah, Nabi Muhammad mendapat perintah untuk hijrah. Beliau keluar dari rumah  secara diam-diam. Berbagai usaha kafir Quraisy untuk mencegah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Pada akhirnya usaha mereka tidak mendapatkan hasil. Akhirnya, Nabi Muhammad saw samapai ke Madinah dengan selamat.

Setelah Nabi Muhammad saw meniinggalkan Makkah, kafir Quraisy tidak menyiksa keluarganya karena 2 alasan:

1)       Ketika kafir Quraisy  mengetahui bahwa nabi Muhammad saw telah keluar dari Mekkah dan rencana mereka telah gagal, mereka menyeret Ali bin Abi Thalib  ke Masjid al-Haram. Mereka baru membebaskan Imam Ali as setelah menghajarnya

2)       Tujuan kafir Quraisy hanya satu, yaitu membunuh Nabi Muhammad saw. Karena mereka menganggap bahwa  satu-satunya cara memadamkan Islam adalah dengan membunuh nabi saw. Karena itu, mereka tidak ada urusan dengan orang lain dan mereka tidak mau bentrok dengan orang lain selain nabi Muhammad saw.

Sedangkan alasan kafir Quraisy tidak menyiksa Umat Islam setelah nabi saw hijrah adalah:

a.   Mayoritas Umat Islam  telah hijrah sebelum Rasulullahsaw. Karena penyebab utama rencana pembunuhan Rasulullah saw karena hijrah besar-besaran yang dilakukan umat Islam  ke Madinah dan tersebarnya Islam di kota tersebut.

b.   Umat Islam  yang berasal dari Mekkah (Quraisy) memiliki sanak saudara dan kerabat di Mekkah. Hubungan kekerabatan menjadi penghalang mereka menggangu dan menyakiti umat Islam. Kafir Quraisy takut terhadap suku dan kabilah seorang Muslim, mereka menghindar untuk tidak menyakitinya.

 

5.      Proses Hijrah Nabi Muhammad Ke Madinah

Umat Islam di Makkah mayoritas telah hijrah ke Madinah, kecuali Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Keduanya menemani Nabi Muhammad saw sampai mendapat perintah dari Allah swt untuk berhijrah ke Madinah. Adapun proses hijrah nabi Muhammad dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 

a.    Ali Menggantikan Nabi Muhammad di tempat tidurnya

Kafir Quraisy berencana membunuh Muhammad untuk mencegah nabi saw hijrah ke Madinah. Sebelum turun perintah hijrah, nabi Muhammad sudah meminta Abu Bakar untuk menemaninya.Ketika turun perintah hijrah dari Allah SWT, Nabi Muhammad saw dan  Abu Bakar meninggalkan Makkah secara diam-diam.

Pada malam akan hijrah,  Nabi Muhammad meminta Ali bin Abi Talib untuk memakai mantelnya dan berbaring di tempat tidurnya. Nabi Muhammad saw berpesan kepada Ali bin Abi Thalib, setelah Nabi hijrah, untuk tinggal dulu di Mekah

 

b.   Gua Tsur

Nabi Muhammad dan Abu Bakar pergi ke Madinah melalui arah selatan dalam rangka mengelabui kafir Quraisy. Mereka berdua menetap di dalam gua Tsur pada hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Selama berada di gua Tsur, Nabi Muhammad telah merencakan secara matang untuk mengamankan proses hijrahnya, antara lain:

1)   Abdullah bin Abu Bakar mendatangi gua setiap malam dan menyampaikan berita tentang rencana dan kegiatan kafir Quraisy. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-olah ia selalu berada di Makkah.

2)   Amar bin Fuhairah menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam gua pada malam hari sehingga Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar bisa minum susu domba. Amar menggiring kembali domba-dombanya ke Makkah sebelum fajar setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke Makkah, agar jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.

3)   Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar datang ke gua Tsur, setelah hari ke-tiga, membawa dua ekor onta.

4)   Pada waktu itu Abu Bakar menawarkan satu dari unta itu kepada Nabi saw sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli unta itu. Abu Bakar (RA) pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham. Unta dikenal sebagai unta Nabi saw  yang dinamai Quswa.

5)   Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.

 

c.    Suraqa

Ketika itu Quraisy mengadakan sayembara dengan hadiah seratus ekor unta bagi orang yang dapat menyerahkan Nabi Muhammad saw. Ketika terdengar kabar bahwa ada rombongan tiga orang sedang dalam perjalanan, mereka yakin itu adalah Muhammad dan sahabatnya. Suraqa b. Malik b. Ju’syum, salah seorang dari Quraisy, juga ingin memperoleh hadiah seratus ekor unta. Suraqah mengendarai kuda yang cepat, sehingga ia bisa mengejar rombongan hijrah Nabi SAW tersebut dan jaraknya semakin dekat.

Setelah jarak makin dekat, tiba-tiba kuda Suraqah terjerembab jatuh, Nabi SAW terus saja berjalan tanpa memperdulikan Suraqah yang mengejarnya. Setelah berhasil mendekati lagi, Suraqah menyiapkan anak panahnya, tetapi lagi-lagi kudanya terjerembab, sementara Nabi SAW terus berjalan. Masih juga penasaran, setelah berhasil membebaskan kudanya, ia mengejar lagi, tetapi untuk ketiga kalinya, kudanya terjerembab dan kali ini diikuti dengan debu yang bertaburan di udara. Sadarlah Suraqah bahwa orang yang dikejarnya bukanlah orang sembarangan.

Setelah berhasil membebaskan kudanya dan tidak ada lagi niat untuk menangkap atau membunuh Nabi SAW, ia berhasil mendekati rombongan beliau dan memanggilnya. Setelah berhadapan dengan Nabi SAW, ia meminta maaf dan memohon untuk tidak diapa-apakan. Ia juga menawarkan untuk memberikan perbekalan yang dibawanya. Nabi SAW memaafkannya tetapi menolak pemberiannya.

 

b.   Masjid Quba'

Setelah menempuh perjalanan 7 hari, Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar sampai di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Beliau membangun Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau tinggal di Quba’ selama empat hari. Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’ menuju ke Madinah. Ketika sampai di perkampungan Bani Salim bin Auf,  waktu shalat Jum’at tiba. Nabi Muhammad melaksanakan shalat jumat disana. Inilah Jum’at dan khutbah yang pertama dalam Islam.

 

c.    Tiba di Madinah

Setelah sampai di Madinah, program pertama beliau adalah menentukan tempat di mana akan dibangun Masjid. Beliau melepaskan untanya dan menetapkan tempat berhenti untanya sebagai masjid. Ternyata untanya berhenti di tanah milik dua orang anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail.  Nabi saw  minta keduanya untuk menjual tanahnya. Namun keduanya ingin memberikan tanahnya sebagai hadiah. Tapi Nabi saw tetap ingin membayar harga tanah itu sebesar sepuluh dinar.

Nabi Muhammad saw tinggal di rumah Abu Ayyub al Anshari sampai selesai pembangunan Masjid Nabawi dan tempat tinggal beliau. Seluruh sahabat bersama Nabi sawikut membangun Masjid Nabawi, sebagaimana mereka melakukan bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.

Beberapa hari kemudian, istri Nabi (SAW); Saudah (RA); dua putri beliau Fatimah (RA) and Ummu Kulsum (RA), Usamah bin Zaid (RA), ‘Aisyah (RA) dan Ummu Aiman (RA) juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar (RA). Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab (RA), baru diijinkan hijrah ke Madinah setelah terjadi peperangan Badar.