Selasa, 11 Agustus 2020

PUASA

 A.      Pengertian Puasa Dan Dalilnya

Pengertian Puasa menurut bahasa artinya menahan atau mencegah, sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai niat untuk mengharap ridha Allah SWT dengan syarat dan rukun tertentu. Dalil atau dasar perintah puasa adalah :

 

 

 

1. QS. Al baqarah 183

يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ . البقرة: ١٨٣

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

 

1.   QS. Al Baqarah :187

 

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْضُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ..

Artinya   :  “Makan dan minumlah kamu hingga waktu kelihatan benang yang putih dan benang hitam yaitu fajar.”

 

B.       Syarat, Rukun  dan sunnah Puasa

1.       Syarat wajibnya puasa meliputi :

a.        Beragama Islam

b.       Berakal sehat

c.        Baligh

d.       Mampu

e.        Mukim/menetap

 

2.       Syarat sah puasa meliputi :

a.        Islam

b.       Mumayyis yaitu orang yang dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk

c.        Suci dari haid  dan nifas

d.       Pada waktu yan diperbolehkan puasa


 

Artinya : “ Makan dan minumlah kamu hingga waktu kelihatan benang yang putih dan benang hitam yaitu fajar” ( Q.S. Al-Baqarah : 187 )

 

 

 

 

3.       Rukun puasa  meliputi :

a.        Niat, yakni bersengaja untuk melakukan puasa. Jika puasa wajib niat dilakukan pada waktu malam hari sebelum terbit fajar dan jika puasa sunah boleh siang hari sebelum tergelincir matahari

Dalam hal ini Nabi Muhammad Saw bersabda :

مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامِ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلاَصِيَامَ لَهُ (رواه الخمسة)                  

Artinya : “Barang siapa yang berniat puasa pada malamnya sebelum fajar, maka tiada puasa baginya”  (HR. Lima Ahli Hadits).

b.       Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari

 

4.       Sunnah puasa meliputi :

a.        Makan sahur

b.       Mengakhirkan makan sahur

c.       Menyegerakan berbuka puasa jika telah tiba waktunya

d.       Berbuka yang manis/ dengan makan kurma

e.       Membaca do’a berbuka puasa.

f.         Memberikan buka puasa kepada orang yang sedang berpuasa

g.       Memperbanyak membaca Al-Qur’an (tadarrus).   Memperbanyak sedekah

 

C.      Makruh Puasa

Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa antara lain :

1.       Berkumur-kumur  berlebihan

2.       Menyikat gigi atau bersiwak

3.       Mencicipi makanan walaupun tidak ditelan

4.       Memperbanyak tidur ketika berpuasa

5.       Suntik atau berbekam

 

D.      Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

1.       Makan dan minum dengan sengaja

2.       Bersetubuh  atau melakukan hubungan suami istri pada siang hari pada bulan ramadan

3.       Keluar darah haid atau nifas

4.       Keluar mani yang disengaja

5.       Muntah dengan sengaja

6.       Hilang akal [pingsan, gila atau mabuk]

7.       Murtad

        8.    Memasukkan sesuatu kesalah satu lubang anggota tubuh

E.      Hikmah Berpuasa

1.       Sebagai tanda terimakasih atas nikmat yang telah diberikan Allah swt kepada  kita

2.       Belajar disiplin, puasa mengajak kita untuk disiplin waktu. Kapan kita memulai puasa dan kapan kita mengakhirinya.

3.       Memupuk rasa belas kasihan kepada sesama

4.       Diahirat nanti akan disediakan satu pintu suraga yang disebut Rayyan [pintu khusus untuk orang-orang yang berpuasa]

5.       Akan menjadikan badan sehat


Rabu, 05 Agustus 2020

POLA DAKWAH RASULULLAH SAW DI MEKAH

A.        Pola Dakwah Rasulullah SAW di Mekah

1.       Dakwah Secara Rahasia (Sirriyah)

Dakwah secara rahasia dilakukan Rasulullah SAW melalui wahyu ke-2 yaitu Q.S Al-Mudatsir ayat 1-7. Sasaran dakwah yang pertama ditujukan kepada orang-orang terdekat yakni lingkungan keluarga dan para sahabat, dari para sahabat inilah Islam semakin berkembang. Allah SWT berfirman dalam Q.S Asy-syu’ara ayat 214:


ö


Artinya: ....dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat

 

Diantara yang tergolong menerima agama Islam pertama kali adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Arqam bin Abil Arqam. Generasi awal pemeluk Islam tersebut dikenal dengan istilah “AssabiqunalAwwalun”.

Dakwah secara rahasia ini dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk mencari dukungan mereka, disamping itu mereka akan dipersiapkan untuk menjadi juru dakwah sekaligus sebagai tangan kanan Rasulullah SAW dalam mengembangkan agama Islam.

Dakwah Islam secara rahasia mencapai puncaknya ketika Umar bin Khattab masuk Islam berkat do’a Nabi Muhammad SAW. Saat itu ada 2 Umar yang menjadi musuh utama dalam dakwah Islam di Mekahdan terkenal sangat kejam dan keras, mereka adalah Umar bin Khattab dan Umar bin Hisyam (Abu Jahal). Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT agar membantu memperkuat dakwah Islam dengan masuk Islamnya 1 Umar. Doa Rasulullah SAW dikabulkan oleh Allah SWT dengan masuk islamnya Umar bin Khattab.Masuk Islamnya Umar bin Khattab ke dalam Islam membawa pengaruh yang sangat besar dalam kemajuan dakwah Islam karena uamt Islam tidak lagi takut dan lebih percaya diri menampakkan keislamannya.

 

2.       Dakwah Secara Terbuka (Jahr)

Dakwah terbuka ini dilakukan Rasulullah SAW setelah beliau mendapat wahyu untuk dakwah secara terang-terangan, yakni QS. Al-Hijr 94:

÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? óÚ̍ôãr&ur Ç`tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# ÇÒÍÈ  

Artinya: maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahka (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

 

Ayat tersebut memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah secara terang-terangan kepada semua masyarakat Arab. Rasulullah bersama para sahabat dalam menyebarkan Islam semakin mendapat hambatan yang cukup berat, bahkan paman beliau sendiri Abu Lahab semakin benci dan gigih menggalang dukungan mencegah keponakannya untuk menyebarkan Islam. Karena Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam menyiarkan Islam penuh dengan kesabaran dan ketawakalan, pemeluk agama Islam semakin bertambah walaupun orang Quraisy juga ada yang menentang serta berusaha menghalanginya dengan berbagai cara.

Akibat dakwah secara terbuka, Rasulullah SAW dan para pengikutnya mengalami berbagai siksaan atau penganiayaan oleh kaum kafir Quraisy yang dikomandani Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Sofyan, dan Utbah bin Rabi’ah. Siksaan dan penganiayaan ataupun teror dilakukan pada umat Islam, dan puncaknya ketika kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di bidang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan.

 

B.        Hijrah ke Habsyi (Etiopia)

Orang-orang kafir Mekah semakin lama semakin kuat menindas orng-orang muslim. Hal tersebut disadari oleh Rasulullah SAW sehingga beliau mengambil inisiatif memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke negri Habsyi. Pertimbangannya, raja Habsyi yeng bernama Ashimmah an-Najasyi adalah raja yang baik dan bijaksana. Mengetahui adanya orang Islam yang hijrah ke habsyi, orang-orang kafir mekah mencoba menghalangi dengan mengirimkan dua utusan yaitu Abdullah bin abi Rabi’ah dan Amr bin Al-Ash bin Wail as- Sahmi untuk menghasut raja Habsyi agar menolak kedatangan orang-orang islam. Namun raja habsyi yang cerdas justru menolak hasutan orang-orang kafir tersebut dan melindungi orang-orang Islam di habsyi.

 

C.        Misi Dakwah ke Tha’if

Setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah, dua orang terdekat Rasul pada tahun kesepuluh kenabian, kaum kafir semakin gencar mengganggu dan menyakiti Rasulullah SAW. Dua orang diatas adalah pembela utama Rasulullah SAW, sehingga tahun wafatnya mereka disebut tahun kesedihan (‘Amul Huzn).

Rasul kemudian memutuskan untuk menuju ke Thaif bersama Zaid bin Haritsah untuk mencari perlindungan dan bantuan kepada keluarga di Thaif, yaitu Kinanah yang bergelar Abu jalail, Mas’ud yang bergelar Abu kuhal serta Habib, yang merupakan tokoh masyarakat di Tha’if.

Ada beberapa alasan Nabi Muhammad memilih Thaif, antara lain:

1.       Thaif merupakan kota kedua setelah Mekkah

2.       Di Thaif ada Bani Tsaqif, salah satu suku Arab yang paling kuat, jika mereka memeluk Islam,maka akan menjadi kekuatan besar yang mendukung dakwah Nabi

3.       Jarak Thaif tidak jauh dari mekkah sehingga orang Islam dapat membantu menyebarkan Islam di Thaif dan Mekkah

Namun sayangnya, Rasulullah SAW justru ditolak dengan penolakan keras karena masyarakat Thaif telah termakan hasutan orang-orang kafir Mekah.

 

D.        Perjanjian Aqabah

Perjanjian Aqabah yaitu perjanjian antara Nabi Muhammad dengan rombongan orang haji yang berasal dari Yasrib. Perjanjian ini terjadi dua kali yaitu:

1.   Perjanjian Aqabah I yaitu perjanjian ini terjadi pada tahun ke-12 kenabian yang bertepatan drngan tahun 621 M. Rombongan haji yang berasal dari Yasrib ini berjumlah sekitar 12 orang yang menyatakan keislamannya di hadapan Nabi Muhammad Saw. Mereka melakukan baiat kepada Nabi di salah satu bukit di kota Mekkah, yaitu bukit Aqabah maka dari itu disebut dengan Baiat Aqabah pertama yang isinya

2.   Menampilkan sifat Shiddiq, Amanah, Fathanah dan Tablig.

3.   Mengawali dakwah kepada orang-orang terdekat, terutama keluarga dan sahabat.

4.   Berdakwah secara terbuka atau terang-terangan di saat kedudukan umat Islam semakin kuat.

5.   melakukan hijrah untuk mengembangkan dakwah sekaligus menyusun strategi dan kekuatan untuk melawan orang-orang yang tidak senang.

6.     selalu menyandarkan keberhasilan perjuangan kepada Allah SWT. 

7.   Perjanjian Aqabah II yaitu perjanjian ini terjadi pada tahun ke-13 kenabian yang bertepatan pada tahun 622 M. Rombongan haji yang berasal dari Yasrib yang berjumlah 73 orang menyampaikan pesan dari masyarakat Yasrib agar Nabi Muhammad bersedia dating ke kota Yasrib dan mengadakan perjanjian di bukit Aqabah yang isinya adalah:

a)   Penduduk Yasrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad Saw

b)   Penduduk Yaasrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa

c)   Penduduk Yasrib ikut berusaha memajukan agam Islam dan menyiarkan kepada sanak saudara mereka

d)   Penduduk Yatsrib siap menerima segala resiko dan tantangan

 

Setelah terjadinya perjanjian Aqabah II inilah akrhirnya Nabi Muhammad memutuskan untuh hijrah ke Yatsrib. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad Saw memilih Yatsrib sebagai tempat hijrah umat Islam yaitu:

a)       Yatsrib adalah tempat yang paling dekat

b)       Sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan ini berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Munthalib beristrikan orang Yatsrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana

c)       Penduduk Yatsrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik

d)       Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah Swt

 

    Setelah nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah, Islam berkembang lebih cepat dan mudah. Penduduk Madinah sangat menerima nabi dan syariat yang beliau sampaikan. Kemuliaan akhlak nabi dan kebenaran syariat yang beliau sebarkan menjadi sebab bersatunya kaum Muhajirin Mekah dan kaum Anshar Madinah. Mereka hidup seperti layaknya saudara kandung. Saling membantu, tolong menolong, dan saling menghargai. Kaum Muslimin menjadi lebih kuat kedudukannya dan lebih maju peradabannya.

E.     Hikmah dan meneladani perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW

 

1.    Hikmah Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang dikenal mempunyai sifat terpuji dan dapat dipercaya, beliau mempunyai sifat Siddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Dengan sifat-sifat yang dimilikinya tersebut, Rasulullah SAW mengemban tugasmenyebarkan agama Islam untuk mengubah masyarakat yang jahiliyyah menjadi masyarakat yang bertauhid.

Dalam dakwah Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabat yang rela berkorban jiwa dan harta demi untuk mempertahankan Islam. Untuk itu Nabi Muhammmad SAW dalam berdakwah menggunakan cara-cara tertentu, yaitu:

a.    Rasulullah mengawali dakwah dengan rahasia di Mekah. Beliau mengumpulkan pendukung setia, seperti keluarga dan sahabat terdekat. Dakwah secara rahasia ini diakhiri  setelah menerima wahyu Allah SWT yaitu QS. Al-Hijr 94-95 yang berisi perintah berdakwah secara terbuka.

b.    Dakwah secara terbuka ditujukan kepada semua orang. Dalam dakwah secara terbuka ini Rasulullah mendapat tantangan yang sangat berat dari kaum kafir Quraisy. Akhir dari dakwah secara terbuka di kota Mekkah ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk berhijrah ke Yatsrib.

 

Nabi Muhammad SAW akhirnya melakukan hijrah ke Yatsrib atau Madinah setelah kaum kafir Quraisy atau warga kota Mekkah mengancam nyawa beliau. Di Yatsrib, tempat yang baru tersebut, Nabi Muhammad SAW mendapat sambutan yang begitu besar. Di kota Yatsrib atau Madinah, beliau tetap berdakwah sambil mulai menyusun kekuatan untuk melawan para penentangnya. Semua itu dalam mengembangkan Islam, Nabi Muhammad SAW bersandar atas petunjuk Allah SWT, dan akhirnya dengan berpegang teguh pada petunjukNya dakwah Nabi Muhammad SAW mencapai keberhasilan yang sangat luar biasa.

 

2.     Meneladani Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW

Kita sebagai umat Islam yang baik tentunya harus bisa mengambil ibrah dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan ajaran Islam, yakni kesungguhan dalam memperjuangkan kebenaran. Perjuangan dalam menegakkan kebenaran pasti akan mendapatkan hambatan dan tantangan, namun dengan kesungguhan dan istiqomah, hambatan dan tantangan tersebut akan teratasi.

Keberhasilan misi dakwah Nabi Muhammad SAW juga didukung oleh para sahabat setianya yang selalu mendampingi dalam keadaan suka maupun duka. Merekalah yang akan meneruskan tugas menyebarkan dakwah sepeninggal Nabi Muhammad SAW.

Bercermin dari perjuangan Rasulullah SAW dalam berdakwah di Mekah, ada beberapa sifat dan sikap beliau yang perlu dijadikan teladan dalam memperjuangkan Islam, yaitu :

a.    Menampilkan sifat Shiddiq, Amanah, Fathanah dan Tablig.

b.    Mengawali dakwah kepada orang-orang terdekat, terutama keluarga dan sahabat.

c.    Berdakwah secara terbuka atau terang-terangan di saat kedudukan umat Islam semakin kuat.

d.    melakukan hijrah untuk mengembangkan dakwah sekaligus menyusun strategi dan kekuatan untuk melawan orang-orang yang tidak senang.

        e.  selalu menyandarkan keberhasilan perjuangan kepada Allah SWT.