A.
Pola Dakwah
Rasulullah SAW di Mekah
1.
Dakwah Secara
Rahasia (Sirriyah)
Dakwah secara rahasia
dilakukan Rasulullah SAW melalui wahyu ke-2 yaitu Q.S Al-Mudatsir ayat 1-7. Sasaran dakwah yang pertama ditujukan kepada
orang-orang terdekat yakni lingkungan keluarga dan para sahabat, dari para
sahabat inilah Islam semakin berkembang. Allah SWT berfirman dalam Q.S
Asy-syu’ara ayat 214:
ö
Artinya:
....dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat
Diantara yang tergolong
menerima agama Islam pertama kali adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu
Bakar, Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin
Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah dan
Arqam bin Abil Arqam. Generasi awal pemeluk Islam tersebut dikenal dengan
istilah “AssabiqunalAwwalun”.
Dakwah secara rahasia ini
dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk mencari dukungan mereka, disamping itu
mereka akan dipersiapkan untuk menjadi juru dakwah sekaligus sebagai tangan
kanan Rasulullah SAW dalam mengembangkan agama Islam.
Dakwah Islam secara rahasia
mencapai puncaknya ketika Umar bin Khattab masuk Islam berkat do’a Nabi
Muhammad SAW. Saat itu ada 2 Umar yang menjadi musuh utama dalam dakwah Islam
di Mekahdan terkenal sangat kejam dan keras, mereka adalah Umar bin Khattab dan
Umar bin Hisyam (Abu Jahal). Rasulullah SAW
berdoa kepada Allah SWT agar membantu memperkuat dakwah Islam dengan masuk
Islamnya 1 Umar. Doa Rasulullah SAW dikabulkan oleh Allah SWT
dengan masuk islamnya Umar bin Khattab.Masuk Islamnya Umar bin Khattab ke dalam
Islam membawa pengaruh yang sangat besar dalam kemajuan dakwah Islam karena
uamt Islam tidak lagi takut dan lebih percaya diri menampakkan keislamannya.
2.
Dakwah Secara
Terbuka (Jahr)
Dakwah terbuka ini dilakukan
Rasulullah SAW setelah beliau mendapat wahyu untuk dakwah secara terang-terangan,
yakni QS. Al-Hijr 94:
÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? óÚÌôãr&ur Ç`tã tûüÏ.Îô³ßJø9$# ÇÒÍÈ
Artinya:
maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahka
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Ayat tersebut memerintahkan
Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah secara terang-terangan kepada semua
masyarakat Arab. Rasulullah bersama para sahabat dalam menyebarkan Islam
semakin mendapat hambatan yang cukup berat, bahkan paman beliau sendiri Abu
Lahab semakin benci dan gigih menggalang dukungan mencegah keponakannya untuk
menyebarkan Islam. Karena Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam menyiarkan
Islam penuh dengan kesabaran dan ketawakalan, pemeluk agama Islam semakin
bertambah walaupun orang Quraisy juga ada yang menentang serta berusaha
menghalanginya dengan berbagai cara.
Akibat dakwah secara
terbuka, Rasulullah SAW dan para pengikutnya mengalami berbagai siksaan atau
penganiayaan oleh kaum kafir Quraisy yang dikomandani Abu Lahab, Abu Jahal, Abu
Sofyan, dan Utbah bin Rabi’ah. Siksaan dan penganiayaan ataupun teror dilakukan
pada umat Islam, dan puncaknya ketika kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan
kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di bidang ekonomi, sosial dan
kemasyarakatan.
B.
Hijrah ke
Habsyi (Etiopia)
Orang-orang kafir Mekah semakin lama semakin kuat
menindas orng-orang muslim. Hal tersebut disadari oleh Rasulullah SAW sehingga
beliau mengambil inisiatif memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke negri
Habsyi. Pertimbangannya, raja Habsyi yeng bernama Ashimmah an-Najasyi adalah
raja yang baik dan bijaksana. Mengetahui adanya orang Islam yang hijrah ke
habsyi, orang-orang kafir mekah mencoba menghalangi dengan mengirimkan dua
utusan yaitu Abdullah bin abi Rabi’ah dan Amr bin Al-Ash bin Wail as- Sahmi
untuk menghasut raja Habsyi agar menolak kedatangan orang-orang islam. Namun
raja habsyi yang cerdas justru menolak hasutan orang-orang kafir tersebut dan
melindungi orang-orang Islam di habsyi.
C.
Misi Dakwah ke
Tha’if
Setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah, dua orang
terdekat Rasul pada tahun kesepuluh kenabian, kaum kafir semakin gencar
mengganggu dan menyakiti Rasulullah SAW. Dua orang diatas adalah pembela utama
Rasulullah SAW, sehingga tahun wafatnya mereka disebut tahun kesedihan (‘Amul
Huzn).
Rasul kemudian memutuskan untuk menuju ke Thaif
bersama Zaid bin Haritsah untuk mencari perlindungan dan bantuan kepada
keluarga di Thaif, yaitu Kinanah yang bergelar Abu jalail, Mas’ud yang bergelar
Abu kuhal serta Habib, yang merupakan tokoh masyarakat di Tha’if.
Ada beberapa alasan Nabi Muhammad memilih Thaif, antara lain:
1.
Thaif merupakan kota kedua setelah
Mekkah
2.
Di Thaif ada Bani Tsaqif, salah satu
suku Arab yang paling kuat, jika mereka memeluk Islam,maka akan menjadi
kekuatan besar yang mendukung dakwah Nabi
3.
Jarak Thaif tidak jauh dari mekkah
sehingga orang Islam dapat membantu menyebarkan Islam di Thaif dan Mekkah
Namun sayangnya, Rasulullah SAW justru ditolak dengan
penolakan keras karena masyarakat Thaif telah termakan hasutan orang-orang
kafir Mekah.
D.
Perjanjian Aqabah
Perjanjian Aqabah yaitu perjanjian antara Nabi Muhammad dengan rombongan
orang haji yang berasal dari Yasrib. Perjanjian ini terjadi dua kali yaitu:
1. Perjanjian
Aqabah I yaitu perjanjian ini terjadi pada tahun ke-12 kenabian yang bertepatan
drngan tahun 621 M. Rombongan haji yang berasal dari Yasrib ini berjumlah
sekitar 12 orang yang menyatakan keislamannya di hadapan Nabi Muhammad Saw.
Mereka melakukan baiat kepada Nabi di salah satu bukit di kota Mekkah, yaitu
bukit Aqabah maka dari itu disebut dengan Baiat Aqabah pertama yang isinya
2. Menampilkan sifat Shiddiq, Amanah, Fathanah
dan Tablig.
3. Mengawali dakwah kepada orang-orang terdekat,
terutama keluarga dan sahabat.
4. Berdakwah secara terbuka atau terang-terangan
di saat kedudukan umat Islam semakin kuat.
5. melakukan hijrah untuk mengembangkan dakwah
sekaligus menyusun strategi dan kekuatan untuk melawan orang-orang yang tidak
senang.
6. selalu menyandarkan keberhasilan perjuangan
kepada Allah SWT.
7. Perjanjian
Aqabah II yaitu perjanjian ini terjadi pada tahun ke-13 kenabian yang
bertepatan pada tahun 622 M. Rombongan haji yang berasal dari Yasrib yang
berjumlah 73 orang menyampaikan pesan dari masyarakat Yasrib agar Nabi Muhammad
bersedia dating ke kota Yasrib dan mengadakan perjanjian di bukit Aqabah yang
isinya adalah:
a) Penduduk Yasrib
siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad Saw
b) Penduduk
Yaasrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa
c) Penduduk Yasrib
ikut berusaha memajukan agam Islam dan menyiarkan kepada sanak saudara mereka
d) Penduduk
Yatsrib siap menerima segala resiko dan tantangan
Setelah terjadinya perjanjian Aqabah II inilah
akrhirnya Nabi Muhammad memutuskan untuh hijrah ke Yatsrib. Selain itu, ada
beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad Saw memilih Yatsrib sebagai tempat
hijrah umat Islam yaitu:
a)
Yatsrib adalah tempat yang paling
dekat
b)
Sebelum diangkat menjadi Nabi,
beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan
ini berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Munthalib beristrikan
orang Yatsrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana
c)
Penduduk Yatsrib sudah dikenal Nabi
karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik
d)
Bagi diri Nabi sendiri, hijrah
merupakan keharusan selain karena perintah Allah Swt
Setelah nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah, Islam berkembang lebih cepat
dan mudah. Penduduk Madinah sangat menerima nabi dan syariat yang beliau
sampaikan. Kemuliaan akhlak nabi dan kebenaran syariat yang beliau sebarkan
menjadi sebab bersatunya kaum Muhajirin Mekah dan kaum Anshar Madinah. Mereka
hidup seperti layaknya saudara kandung. Saling membantu, tolong menolong, dan
saling menghargai. Kaum Muslimin menjadi lebih kuat kedudukannya dan lebih maju
peradabannya.
E. Hikmah dan
meneladani perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW
1.
Hikmah Perjuangan Dakwah Nabi
Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW sebagai
orang yang dikenal mempunyai sifat terpuji dan dapat dipercaya, beliau
mempunyai sifat Siddiq,
Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Dengan sifat-sifat yang
dimilikinya tersebut, Rasulullah SAW mengemban tugasmenyebarkan agama Islam
untuk mengubah masyarakat yang jahiliyyah menjadi masyarakat yang bertauhid.
Dalam dakwah Rasulullah SAW
dibantu oleh para sahabat yang rela berkorban jiwa dan harta demi untuk
mempertahankan Islam. Untuk itu Nabi Muhammmad SAW dalam berdakwah menggunakan
cara-cara tertentu, yaitu:
a. Rasulullah mengawali dakwah dengan rahasia di Mekah. Beliau mengumpulkan
pendukung setia, seperti keluarga dan sahabat terdekat. Dakwah secara rahasia ini diakhiri setelah menerima wahyu Allah SWT yaitu QS.
Al-Hijr 94-95 yang berisi perintah berdakwah
secara terbuka.
b. Dakwah secara terbuka ditujukan kepada semua
orang. Dalam dakwah secara terbuka ini Rasulullah mendapat tantangan yang
sangat berat dari kaum kafir Quraisy. Akhir dari dakwah secara terbuka di kota
Mekkah ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk berhijrah ke
Yatsrib.
Nabi Muhammad SAW akhirnya
melakukan hijrah ke Yatsrib atau Madinah setelah kaum kafir Quraisy atau warga
kota Mekkah mengancam nyawa beliau. Di Yatsrib, tempat yang baru tersebut, Nabi
Muhammad SAW mendapat sambutan yang begitu besar. Di kota Yatsrib atau Madinah,
beliau tetap berdakwah sambil mulai menyusun kekuatan untuk melawan para
penentangnya. Semua itu dalam mengembangkan Islam, Nabi Muhammad SAW bersandar
atas petunjuk Allah SWT, dan akhirnya dengan berpegang teguh pada petunjukNya
dakwah Nabi Muhammad SAW mencapai keberhasilan yang sangat luar biasa.
2.
Meneladani Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW
Kita sebagai umat Islam yang
baik tentunya harus bisa mengambil ibrah dari perjuangan Nabi Muhammad SAW
dalam menegakkan ajaran Islam, yakni kesungguhan dalam memperjuangkan
kebenaran. Perjuangan dalam menegakkan kebenaran pasti akan mendapatkan
hambatan dan tantangan, namun dengan kesungguhan dan istiqomah, hambatan dan
tantangan tersebut akan teratasi.
Keberhasilan misi dakwah
Nabi Muhammad SAW juga didukung oleh para sahabat setianya yang selalu
mendampingi dalam keadaan suka maupun duka. Merekalah yang akan meneruskan
tugas menyebarkan dakwah sepeninggal Nabi Muhammad SAW.
Bercermin dari perjuangan
Rasulullah SAW dalam berdakwah di Mekah, ada beberapa sifat dan sikap beliau
yang perlu dijadikan teladan dalam memperjuangkan Islam, yaitu :
a. Menampilkan sifat Shiddiq, Amanah, Fathanah
dan Tablig.
b. Mengawali dakwah kepada orang-orang terdekat,
terutama keluarga dan sahabat.
c. Berdakwah secara terbuka atau terang-terangan
di saat kedudukan umat Islam semakin kuat.
d. melakukan hijrah untuk mengembangkan dakwah
sekaligus menyusun strategi dan kekuatan untuk melawan orang-orang yang tidak
senang.
e. selalu menyandarkan keberhasilan perjuangan kepada
Allah SWT.