1. Ketabahan dalam menerima cobaan
Nabi Muhammad SAW
dan para sahabat melakukan hijrah ke Madinah merupakan akibat dari kekejaman
kaum kafir Quraisy terhadap kaum Muslimin. Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan segala yang ada di Mekkah,
antara lain sanak famili, harta benda dan juga kampung halaman. Rasa berat pada
diri kaum Muslimin meninggalkan kampung halaman ternyata sirna oleh keimanan
mereka yang kuat dan kecintaan yang tulus terhadap Nabi Muhammad SAW. Mereka
tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan ini. Oleh karena itu, apapun keadaannya,
situasinya apakah senang atau susah, iman harus senantiasa melekat di hati
kita.
b. Cerdas dalam
mengambil keputusan
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki
kecerdasan yang luar biasa dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal itu terbukti ketika beliau mampu menyatukan kaum
Muhajirin dan Anshar menjadi satu saudara. Persaudaraan ini menjadikan
masyarakat Muslim Madinah semakin berkembang dan kuat serta mampu menjadi
bangsa yang besar dan bersatu dibawah bendera Islam, sehingga dalam tempo yang
relatif singkat masyarakat Muslim Madinah dikagumi oleh bangsa lainnya.
Dalam bidang ekonomi dan
perdagangan, Nabi Muhammad SAW menerapkan asas koperasi, yakni menganjurkan
kaum Muslim di Madinah agar memperhatikan nasib saudaranya, tidak serakah dan
tidak mempraktekkan sistem riba dalam transaksi perdagangan. Bahkan, dalam menunaikan haji yang terakhir atau
disebut dengan Haji Wada’ tahun 10 H (631 M) Nabi menyampaikan khotbahnya
yang sangat bersejarah antara lain berisi:
a.
larangan untuk riba dan
menganiaya.
b.
Perintah untuk memperlakukan
istri dengan baik.
c.
Persamaan dan persaudaraan
antar manusia harus ditegakkan.
c.
Gigih dan istiqamah dalam berjuang