Minggu, 06 September 2020

KONDISI MADINAH SEBELUM ISLAM

 1.      Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw, kota Madinah dikenal dengan nama Yatsrib. Penduduk kota Yatsrib terdiri dari etnis Arab, baik dari Arab Selatan maupun Utara, juga ada yang berasal dari etnis Yahudi. Penduduknya telah memiliki kepercayaan dan agama. Agama yang dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani dan Pagan. Mayoritas penduduknya memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi dianut oleh beberapa suku, antara lain Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani Quraidlah. Keempat suku ini tetap memeluk agama Yahudi walaupun Islam telah tersebar di Madinah. Kebanyakan mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy  untuk mengusir dan membunuh nabi Muhammad saw. Akibat menentang Islam, Nabi Muhammad mengusir mereka dari kota Madinah. Sehingga Madinah bersih dari bangsa yahudi.

Sebagian kecil Penduduk Yasrib ada yang tidak memeluk agama yahudi maupun nasrani. Mereka mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Mekkah. Mereka memandang kaum Quraisy sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-pemimpin Agama, serta sebagai panutan dalam beribadah. Agama mereka dikenal dengan paganisme yaitu kepercayaan kepada benda-benda, dan kekuatan-kekuatan alam, seperti matahari, bintang-bintang, bulan, dan sebagainya.

 

2.      Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Keadaan sosial masyarakat Yatsrib sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw. memiliki beberapa kemiripan dengan keadaan di Makkah. Suku-suku dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana berperang satu sama lain. Yasrib memiliki dua kebudayaan yaitu kebudayaan Arab dan Yahudi. Kedua kebudayaan tersebut jelas memiliki tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat orang-orang Arab yang memeluk Yahudi dan terjadi hubungan perkawinan diantara mereka, tapi sikap dan pola hidup bangsa Yahudi dan Arab  berbeda.

Kabilah-kabilah yang berada di Yasrib (Madinah) antara lain:

a.       Kabilah Aus dan Kharzaj

Nama “Aus” dan “Khazraj” berasal dari nama dua orang laki-laki kakak beradik. Mereka berasal dari salah satu kabilah di Arab Selatan. Kabilah Aus menempati wilayah dataran tinggi di selatan dan timur. Kabilah Khazraj tinggal menempati wilayah dataran rendah di tengah utara Madinah. Kabilah Aus mendiami wilayah-wilayah pertanian yang kaya di Madinah. Sedangkan kabilah Khazraj mendiami wilayah-wilayah yang kurang subur.

 

b.       Kabilah Yahudi

Di Madinah, Bangsa Yahudi terdiri dari 3 kabilah besar yaitu, Qainuqa, nadhir, dan Quraizhah. Jumlah laki-lakinya yang sudah baligh mencapai lebih dari dua ribu orang. laki-laki di kabilah Qainuqa’ yang biasa berperang mencapai tujuh ratus orang. Bani Nadhir mencapai tujuh ratusan orang yang terbiasa perang. Sedangkan laki-laki dari Bani Quraizhah antara tujuh ratus hingga sembilan ratus orang.

 

3.      Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Yasrib berbeda dengan Kota Mekkahdi kondisi alam dan watak penduduknya. Yastrib merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang tersedia di kota ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung berbatu. Sebagai pusat pertanian,  kota Yasrib menjadi menarik bagi penduduk wilayah lain untuk pindah ke Yatsrib.

Di kota Yasrib (Madinah) terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar dikelola oleh orang- orang yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah yahudi terkaya di Madinah, meski jumlah mereka tidak banyak. Di Madinah terdapat banyak pasar, yang terkenal pasar bani Qainuqa’.

 

4.      Kondisi Politik Masyarakat Madinah

Yasrib tidak menerapkan model pemerintahan seperti kerajaan yang mengatur kehidupan masyarakatnya. Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok tertentu, bergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka. Perang antar suku dan kelompok sering terjadi.

Suku yang pertama kali tinggal dan menguasai Yasrib adalah  suku Amaliqoh. Mereka membangun perkampungan dan peradaban. Kemudian, bangsa Yahudi datang ke Madinah dan akhirnya menguasai Madinah setelah menaklukan suku Amaliqoh.

Bangsa Yahudi yang terdiri dari Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa sudah bisa membangun sebuah peradaban dengan membuat benteng-benteng untuk berlindung dari serangan arab badui. Mereka disebutkan sebagai kelompok yang paling makmur dan berbudaya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa sebelum kedatangan orang-orang Arab, Madinah sepenuhnya dikuasai oleh orang-orang Yahudi, baik secara ekonomi, politik, maupun intelektual.

Di Samping perebutan kekuasaan di antara 3 kabilah tersebut,  konflik muncul karena adanya perbedaan agama. Kabilah Aus dan kabilah Khazraj memeluk  agama watsani (menyembah berhala), agama yang tersebar di Memmah. Sedangkan bangsa Yahudi sebagai  Ahlul Kitab(penganut al-Kitab) mempercayai keesaan Tuhan (monoteisme). Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela suku  Aus dan Khazraj yang dipandangnya sebagai kaum kafir.

Keadaan ini menyebabkan Kabilah Aus dan Khazraj  lebih mudah memahami ajaran agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. Karena itu, Orang-orang Yasrib (Madinah) mudah  mengerti  dan memahami ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad, karena ajaran itu menyerupai ajaran-ajaran yang telah mereka dengar dari orang-orang Yahudi. Salah satunya mengenai akan datangnya seorang Nabi baru. Karena itu, ketika mereka mendengar berita tentang adanya seorang Nabi di Makkah, yaitu Nabi Muhammad, mereka dengan cepat menanggapi dan  mempercayainya.

Dengan alasan itu pula, kemudian mereka meminta Nabi Muhammad untuk pindah (hijrah) ke kota Yasrib dan menjadi pemimpin bagi kedua kabilah di Yasrib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar