1. Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam
Sebelum kedatangan Nabi Muhammad
saw, kota Madinah dikenal dengan nama Yatsrib. Penduduk kota Yatsrib terdiri
dari etnis Arab, baik dari Arab Selatan maupun Utara, juga ada yang berasal
dari etnis Yahudi. Penduduknya telah memiliki kepercayaan dan agama. Agama yang
dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani dan Pagan. Mayoritas penduduknya
memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi dianut oleh beberapa suku, antara lain Bani
Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani Quraidlah. Keempat suku ini tetap
memeluk agama Yahudi walaupun Islam telah tersebar di Madinah. Kebanyakan
mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy
untuk mengusir dan membunuh nabi Muhammad saw. Akibat menentang Islam,
Nabi Muhammad mengusir mereka dari kota Madinah. Sehingga Madinah bersih dari
bangsa yahudi.
Sebagian kecil Penduduk Yasrib ada
yang tidak memeluk agama yahudi maupun nasrani. Mereka mengikuti
kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Mekkah. Mereka memandang kaum Quraisy
sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-pemimpin Agama, serta sebagai
panutan dalam beribadah. Agama mereka dikenal dengan paganisme yaitu kepercayaan kepada
benda-benda, dan kekuatan-kekuatan alam, seperti matahari, bintang-bintang,
bulan, dan
sebagainya.
2. Kondisi Sosial Masyarakat Madinah
Sebelum Islam
Keadaan sosial masyarakat Yatsrib
sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw. memiliki beberapa kemiripan dengan
keadaan di Makkah. Suku-suku dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana
berperang satu sama lain.
Yasrib memiliki dua kebudayaan yaitu kebudayaan Arab dan Yahudi. Kedua
kebudayaan tersebut jelas memiliki tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat
orang-orang Arab yang memeluk Yahudi dan terjadi hubungan perkawinan diantara
mereka, tapi sikap dan pola hidup bangsa Yahudi dan Arab
berbeda.
Kabilah-kabilah
yang berada di Yasrib (Madinah) antara lain:
a. Kabilah Aus dan Kharzaj
Nama “Aus” dan “Khazraj” berasal dari nama dua orang laki-laki kakak beradik.
Mereka berasal dari salah satu kabilah di Arab Selatan. Kabilah Aus menempati
wilayah dataran tinggi di selatan dan timur. Kabilah Khazraj tinggal menempati
wilayah dataran rendah di
tengah utara Madinah. Kabilah Aus mendiami wilayah-wilayah pertanian yang kaya
di Madinah. Sedangkan kabilah Khazraj mendiami wilayah-wilayah yang kurang
subur.
b. Kabilah Yahudi
Di
Madinah, Bangsa Yahudi terdiri dari 3 kabilah besar yaitu, Qainuqa, nadhir, dan
Quraizhah. Jumlah laki-lakinya yang sudah baligh mencapai lebih dari dua ribu
orang. laki-laki di kabilah Qainuqa’ yang biasa berperang mencapai tujuh ratus
orang. Bani Nadhir mencapai tujuh
ratusan orang
yang terbiasa perang. Sedangkan laki-laki dari Bani Quraizhah antara tujuh
ratus hingga sembilan ratus orang.
3.
Kondisi Ekonomi
Masyarakat Madinah Sebelum Islam
Yasrib berbeda dengan Kota Mekkahdi
kondisi alam dan
watak penduduknya. Yastrib
merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang tersedia di
kota ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung
berbatu.
Sebagai pusat
pertanian, kota Yasrib menjadi menarik bagi penduduk
wilayah lain untuk pindah ke Yatsrib.
Di kota Yasrib (Madinah) terdapat beberapa pabrik yang
sebagian besar dikelola oleh orang- orang yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah
yahudi terkaya di Madinah, meski jumlah mereka tidak banyak. Di Madinah
terdapat banyak pasar, yang terkenal pasar bani Qainuqa’.
4.
Kondisi Politik
Masyarakat Madinah
Yasrib tidak menerapkan model
pemerintahan seperti
kerajaan yang mengatur kehidupan masyarakatnya. Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok
tertentu,
bergantung
kepada siapa yang paling kuat diantara mereka. Perang antar suku dan kelompok
sering terjadi.
Suku
yang pertama kali tinggal dan menguasai Yasrib adalah suku Amaliqoh. Mereka membangun perkampungan
dan peradaban. Kemudian, bangsa Yahudi datang ke Madinah dan akhirnya menguasai
Madinah setelah menaklukan suku Amaliqoh.
Bangsa Yahudi yang terdiri dari Bani
Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa sudah bisa membangun sebuah peradaban
dengan membuat benteng-benteng untuk berlindung dari serangan arab badui.
Mereka disebutkan sebagai kelompok yang paling makmur dan berbudaya. Oleh
karena itu, jelaslah bahwa sebelum kedatangan orang-orang Arab, Madinah sepenuhnya
dikuasai oleh orang-orang Yahudi, baik secara ekonomi, politik, maupun
intelektual.
Di Samping perebutan
kekuasaan di antara 3
kabilah tersebut, konflik muncul karena adanya
perbedaan agama. Kabilah Aus dan kabilah Khazraj
memeluk agama watsani (menyembah berhala), agama yang tersebar di Memmah. Sedangkan bangsa Yahudi
sebagai Ahlul Kitab(penganut al-Kitab) mempercayai keesaan Tuhan
(monoteisme). Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela
suku Aus dan Khazraj yang dipandangnya sebagai kaum kafir.
Keadaan ini menyebabkan Kabilah Aus
dan Khazraj lebih mudah memahami ajaran
agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. Karena itu, Orang-orang Yasrib
(Madinah) mudah mengerti dan
memahami ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad, karena ajaran itu
menyerupai ajaran-ajaran yang telah mereka dengar dari orang-orang Yahudi.
Salah satunya mengenai akan datangnya seorang Nabi baru. Karena itu, ketika
mereka mendengar berita tentang adanya seorang Nabi di Makkah, yaitu Nabi
Muhammad, mereka dengan cepat menanggapi dan mempercayainya.
Dengan alasan itu pula, kemudian
mereka meminta Nabi Muhammad untuk pindah (hijrah) ke kota Yasrib dan menjadi
pemimpin bagi kedua kabilah di Yasrib