HIKMAH LEBARAN
(Menciptakan Masyarakat yang Aman dan Tentram)
Lebaran menurut pendapat ku berarti hari yang tepat untuk berkumpulkan
sanak saudara atau keluarga. Setelah sebulan berpuasa malam sholat tarawih,
diakhiri zakat, takbir kemenangan dan sholat idul fitri di masjid atau di tanah
lapang. Takbir kemengan menjadi meriah dengan munculnya anak-anak kecil bersama
orang tua di masjid. Semua anak kecil duduk berjejer membuat lingkaran
bergiliran dengan pengeras suara untuk bertakbir. Setelah sholat isya mulailah
takbir keliling hingga kembali ke masjid lagi dilanjutnya takbir sampai pagi
dilanjutnya dengan shalat idul fitri berjamaah dan saling maaf memaafkan.
Masyarakat jawa pada umumnya memanfaatkan momentum penting
ini, dengan mudik pulang kampung walaupun mereka pergi jauh / di tanah
perantauan dengan rela hanya untuk sekedar lebaran di tanah kelahiran dan
berkumpul dengan keluarga. Tidak hanya itu mereka pun yang belum berkeluarga
atau masih bujang saja bahkan yang sudah berkeluarga. Baik yang dari kota ke
desa ataupun sebaliknya. Biasanya mereka kemudian bertukar wawasan antara
keluarga satu dengan lainnya baik masalah pendidikan, sosial, ekonomi.
Lebaran dapat diambil pelajaran yang baik atau hikmah, Pertama
; Menguatkan Rasa Persatuan, berarti persaudaran persatuan yang telah ada lebih
dimantapkan dengan saling kunjung mengunjungi antara satu rumah dengan rumah
yang lain. Kedua ; wahana untuk saling kenal mengenal dan saling
memaafkan. Diantara anggota keluarga karena belum tentu semua keluarga bisa
berkumpul seperti di hari lebaran. Semua anggota keluarga tidak ada lagi merasa
dirinya lah yang ter atau paling.
Diantara anggota keluarga hati terbuka walaupun dulunya memiliki masalah
kurang cocok atau memiliki konflik mereka cepat-cepat untuk memberi
dan menerima maaf baik dengan secara langsung (berkunjung dari rumah ke
rumah) maupun tidak langsung (SMS,
Email, Telpon Kartu Lebaran) sehingga diharapkan keluarga nyaman dan aman
sehingga masyarakat atau negera tentram. Ketiga : Kemenangan Umat
Islam, artinya sebulan kita telah digembleng dengan puasa disiang hari dan malam
hari tadarus al qur’an, dan sholat tarawih atau qiyamullail. pengendalian
hawa nafsu, pelatihan disiplin, saranan merasakan betapa susahnya nasib para
fakir miskin dan diakhiri dengan zakat fitrah dan sholat Idul Fitri berjamaah. Kebiasaan
yang baik di bulan puasa dan hari kemenengan menjadi harapan ke bulan-bulan
selanjutnya untuk membentuk manusia yang tangguh, ulet dan tahan banting dalam
situasi kondisi apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar